Senin, 06 Juli 2015

ALAT PERAGA IPA UNTUK KELAS 5 SD

LAPORAN
ALAT PERAGA
“REPLIKA JANTUNG dan CARA KERJA JANTUNG”
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT
Dosen Pengampu : Nur Amalia, M.Teach



Disusun Oleh :
Rendra Ari Ekawati    (A510130174)
Diana Ambarsari         (A510130175)
Syaiful Amri S              (A510130176)
Caesar Yanuar A         (A510130177)
Soni Bagus A                (A510130178)
Intan Dwi Astuti N       (A510130180)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam rongga dada. Organ ini memiliki fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Jantung berperan dalam sistem sirkulasi dan berfungsi sebagai alat pemompa darah. Kontraksi dan relaksasi yang teratur dari otot-otot jantung memungkinkan darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru dipompakan ke seluruh tubuh dan darah yang berasal dari seluruh tubuh dipompakan ke dalam paru-paru pada saat yang bersamaan. Mekanisme ini berlangsung terus-menerus dan memungkinkan jaringan tubuh kita mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah untuk proses metabolisme tubuh. Dari beberapa hal tersebut, penyampaian materi ajar mengenai jantung tidak akan efektif jika hanya secara teori saja, tanpa adanya media yang mendukung. Penyebab ketidakefektifan tersebut jarang ditemuinya alat peraga jantung yang digunakan untuk mempelajari dan menjelaskan proses peredaran darah ke seluruh tubuh, maka dari itu perlu adanya alat peraga sirkulasi darah agar siswa mudah memahami bagaimana proses peredaran darah bisa terjadi.
Dari hal ini, penulis bermaksud untuk membuat media yang berupa Replika Jantung dan cara kerja jantung untuk memudahkan siswa dalam memahami materi mengenai jantung dan cara kerjanya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk membuat replika jantung dan replika cara kerja jantung?
2.      Bagaimana cara pembuatan replika jantung dan replika cara kerja jantung?
3.      Bagaimana cara kerja replika jantung dan replika cara kerja jantung?
4.      Bagaimana pengimplementasian replika jantung dan replika cara kerja jantung?
5.      Apa saja kekurangan dan kelebihan dari replika jantung dan replika cara kerja jantung?


BAB II
METODE PEMBUATAN
A.    Alat dan Bahan
1.      Replika Jantung


Alat :
a.       Panci
b.      Kompor
c.       Sendok
d.      Baskom
 
Bahan :
a.       Koran
b.      Tepung kanji
c.       Pewarna
d.      Air
e.       Kardus bekas


2.      Replika Cara Kerja Jantung


Alat           :
a.       Kuas
b.      Pisau Cutter
c.       Solder
d.      Paku
e.       Gergaji
  
Bahan        :
a.       Botol bekas
b.      Papan triplek 70x30 cm
c.       Gel pen
d.      Gotri
e.       Selang 3m
f.       Pewarna / Cat + air
g.      Lem
h.      Busa Karet
i.        Tali
j.        Lakban



B.     Cara Pembuatan
1.      Replika Jantung
a.       Menyiapkan alat dan bahan.
b.      Merendam koran bekas ± selama 5 hari.
c.       Mencampur tepung kanji dan koran yang telah direndam tadi dengan air panas.
d.      Menunggu sampai dingin.
e.       Membuat replika jantung dengan alas kardus bekas yang dibentuk persegi.
f.       Melukis bagian-bagian jantung dengan menggunakan cat air berwarna merah, biru, putih, serta kuning.
g.      Menjemur replika jantung sampai kering.
2.      Replika Cara Kerja Jantung
a.      Memotong papan triplek dengan ukuran + 70x30 cm dengan gergaji dan kemudian mengecatnya.
b.      Sambil menunggu cat kering, lalu botol-botol dilubangi bagian atas dan bawah menggunakan Solder sesuai dengan diameter selang.
c.      Menyiapkan triplek , kemudian lubangi triplek pada kedua ujungnya untuk diberi tali yang nantinya digunakan untuk menggantung Replika Jantung” tersebut.
d.     Potong Busa karet sebanyak 6 bagian sesuai ukuran. Rekatkan semua busa karet pada triplek menggunakan Lem, lalu rekatkan semua Botol pada busa karet (sebagai tumpuan).
e.      Untuk membuat katub, potong ballpoint dan ambil isinya, sisakan pegas dan dudukannya. Masukan gotri hingga gotri  terkunci oleh per dan ujung ulir ballpoint. Sehingga gotri dan per akan selalu bergerak untuk membuka dan menutup ketika mendapat tekanan.
f.       Sambungkan botol satu dengan botol yang lain dengan selang.  Alur penyambungan selang terdapat pada gambar disamping. Tambahkan Lem di penyambungan selang jika terasa longgar.
g.      Pasang katub dari ballpoint di antara bilik dan serambi.
h.      Rekatkan selang (pembuluh darah) pada triplek dengan lakban.
i.        Campurkan air dengan pewarna merah, lalu masukan air (darah) tersebut ke alat melalui bagian “paru-paru ” atau “tubuh”







BAB III
BAGIAN INTI
A.    Cara Kerja
1.      Replika Jantung
a.       Menyiapkan replika jantung
b.      Memperkenalkan replika jantung serta bagian-bagiannya.
2.      Replika Cara Kerja Jantung
a.       Pada saat bilik kiri jantung ditekan air akan mengalir dari bilik kiri ke seluruh tubuh melalui pembuluh nadi, kemudian menuju ke serambi kanan melalui pembuluh balik. Pada saat ditekan, air dari bilik kiri tidak bisa kembali / bercampur ke serambi kiri, pada saat ditekan katub akan menutup dan pada saat dilepas air akan turun dari serambi ke bilik kiri.
b.      Hal yang sama terjadi jika bilik kanan ditekan. Air akan mengalir dari bilik kanan ke paru – paru melalui pembuluh nadi paru-paru, kemudian menuju serambi kiri melalui pembuluh balik paru-paru. Pada saat bilik kanan ditekan, air dari bilik kanan tidak bisa kembali / bercampur ke serambi kiri. Karena fungsi kerja katub.
c.       Dalam alat ini, ketika salah satu bilik ditekan akan terjadi simulasi proses peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan seluruh tubuh. seluruh botol terhubung dengan selang (sebagai pembuluh darah) dan katub bekerja dalam waktu bersamaan meskipun hanya satu bilik yang ditekan. Sehingga air (darah) bersirkulasi layaknya system peredaran darah manusia.


B.     Implementasi Media Pembelajaran
Digunakan dalam mata pelajaran IPA kelas V semester 1 dengan materi “Alat        Peredaran Darah pada Manusia.
C.    Bentuk Evaluasi
1.      Kelebihan
a.       Alat dan bahan mudah di dapat.
b.      Memudahkan guru dalam mengajarkan kepada siswa mengenai jantung dan cara kerjanya.
c.       Siswa lebih tertarik untuk mempelajari materi jantung.
d.      Siswa dapat memperoleh pengetahuan real bagaimana bentuk dan cara kerja jantung.
2.      Kekurangan
a.       Replika jantung tidak sama persis seperti bentuk asli jantung.
b.      Replika jantung tidak dapat memuat bagian-bagian jantung secara keseluruhan.





DOKUMENTASI
1.      Replika Jantung











2.      Replika Cara Kerja Jantung
\







Sabtu, 09 Mei 2015

TUGAS KELOMPOK 7 ICT KELAS 4 D

Tugas ICT Kelompok 7 Kelas 4 D

MEDIA INSTRUKSIONAL UNTUK MENGAJAR EFEKTIF DAN BELAJAR
ADENIREGUN, Gbolahan Solomon
Departemen Administrasi Bisnis, Universitas Ahmadu Bello, Zaria, Nigeria
mail2integrity@gmail.com

PENDAHULUAN
Penggunaan multimedia dalam industri telah luas, seperti yang telah efektif dalam meningkatkan produktivitas dan retensi tarif, di mana penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang mengingat 20% dari apa yang mereka lihat, 40% dari apa yang mereka lihat dan dengar, tapi sekitar 75% dari apa yang mereka lihat dan dengar dan melakukan secara bersamaan (Lindstrom, 1994).
Multimedia kini menembus sistem pendidikan sebagai alat untuk mengajar dan belajar yang efektif. Dengan multimedia, komunikasi informasi dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif untuk memberikan informasi. Akses multimedia untuk pengetahuan adalah salah satu kemungkinan informasi dan komunikasi teknologi yang memiliki dampak yang luar biasa pada pembelajaran. Media pembelajaran telah muncul dalam berbagai sumber daya, dan peralatan, yang dapat digunakan untuk menambah atau melengkapi upaya guru dalam memastikan belajar yang efektif oleh siswa. Hal ini diakui bahwa teknologi media konvensional tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan kita sehingga proses belajar mengajar, sebagai akibatnya mereka digantikan oleh teknologi multimedia. Teknologi ini menyediakan lingkungan belajar yang serba diri, pelajar yang dikendalikan dan individual.
 TINJAUAN PUSTAKA
Multimedia didefinisikan sebagai kombinasi dari berbagai jenis media digital seperti teks, gambar, suara dan video, menjadi sebuah aplikasi interaktif multi-indera terpadu atau presentasi, menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens. Dengan kata lain, multimedia. Reisman (1994) dijelaskan multimedia sebagai sinar komunikasi interaktif berbasis komputer sistem, yang membuat, menyimpan, mengirim dan mengambil, tekstual, jaringan grafis dan pendengaran.
Multimedia dapat diartikan sebagai kombinasi dari operator data, misalnya video, CD-ROM, floppy disk, internet dan perangkat lunak di mana kemungkinan untuk pendekatan interaktif. Fetterman (1997) juga melihat multimedia sebagai sumber daya yang digunakan untuk instruksi yang mencakup satu atau lebih media seperti grafik, video, animasi, gambar dan suara selain tekstual.
Fetterman mengidentifikasi empat karakteristik penting dari multimedia sebagai:
a.      Sistem multimedia komputer dikendalikan
b.      Sistem multimedia terintegrasi
c.       Isi informasi harus diwakili digital
d.      Tatap muka untuk presentasi akhir media.
            Penggunaan teknologi multimedia memiliki arti besar di perguruan tinggi, universitas dan lembaga penelitian di negara-negara Barat. Di negara-negara ini, teknologi dipandang sebagai pemain kunci pembangunan di segala konsekuensi dan penting komponen pendidikan.  
MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN
Multimedia dalam Pendidikan telah sangat efektif dalam mengajar individu berbagai subyek. Multimedia adalah mengubah cara kita berkomunikasi satu sama lain. Cara kita mengirim dan menerima pesan lebih efektif dilakukan dan dipahami lebih baik. Sementara kuliah bisa sangat informatif, kuliah yang mengintegrasikan gambar atau gambar video dapat membantu seorang individu belajar dan menyimpan informasi jauh lebih efektif. Menggunakan CD interaktif ROM dapat sangat efektif dalam mengajar siswa berbagai disiplin ilmu, yang paling terutama bahasa dan musik.
            Multimedia juga telah ditunjukkan untuk memperoleh tingkat tertinggi retensi informasi dan hasilnya dalam waktu belajar yang lebih singkat (Ng dan Komiya,2000) Pada bagian dari pencipta, merancang aplikasi multimedia yang interaktif dan multisensorik dapat menjadi tantangan dan sensasi. Desain aplikasi multimedia menawarkan wawasan baru ke dalam proses pembelajaran desainer dan memaksa dia untuk mewakili informasi dan pengetahuan dengan cara baru dan inovatif (Agnew et al, 1996).
            Omagbemi (2004) menyatakan bahwa akses terhadap informasi multimedia bisa merangsang perubahan dan menciptakan lingkungan belajar yang konduktif dan membuat belajar lebih bermakna dan responsif terhadap kebutuhan lokal dan spesifik peserta didik. Pasti tidak ada kekurangan visi dalam komunitas pendidikan mengenai peran sentral dan pentingnya ICT dalam konteks pendidikan masa depan (Wood, 1993). Visi yang bersama oleh banyak dan disertai dengan pengakuan bahwa untuk mewujudkan visi ini, tiga faktor - akses, pelatihan dan target harus disediakan (DFE, 1995; Simpson, Payne,Munro dan Hughes, 1999). Namun, Hoffman (2001) menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan TIK harus mengatasi lima kerangka saling perubahan yaitu infrastruktur, sikap, pengembangan staf, dukungan (teknis dan administrasi) dan juga keberlanjutan dan pengalihan. Banyak jenis TIK dilaksanakan di belajar mengajar dapat digunakan dalam pendidikan untuk tujuan yang berbeda. Misalnya, beberapa dari mereka membantu siswa dengan belajar mereka dengan meningkatkan komunikasi antara mereka dan instruktur (Valasidou, Sidiropoulos, Hatzis dan Bousiou-Makridou, 2005).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Simpson et al (1999) ditemukan bahwa 64% dari pendidik guru ICT digunakan dalam produksi sumber daya tradisional transparansi yang menggunakan paket pengolah kata standar; 27% menunjukkan bahwa mereka membuat penggunaan dan memiliki pengalaman dengan komunikasi yang lebih kuat dan perangkat lunak presentasi; 32% dimasukkan penggunaan perangkat lunak TIK ke dalam kuliah dan hanya 24% penggunaan terbuat dari bahan sumber daya CDi. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dalam pengiriman tutor 'kursus, siswa jarang demonstrasi berpengalaman penggunaan ICT sebagai alat pengajaran, yaitu, tutor jarang model penggunaannya melalui praktek mereka sendiri. Namun, tutor ini memberi  kurangnya waktu untuk keterampilan praktek dan aksesibilitas terbatas beberapa fasilitas khusus sebagai kendala faktor penggunaan TIK dalam mengajar.
MEDIA INSTRUKSIONAL UNTUK MENGAJAR EFEKTIF DAN BELAJAR
Apakah Media Pembelajaran?
Menurut Azikiwe (2007), Media Pembelajaran yang melibatkan semua panca indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, bau dan rasa. Di sebuah nada yang sama Adegun (1997) mengatakan media pembelajaran adalah hal-hal yang dimaksudkan untuk membantu guru untuk mengajar lebih efektif dan memungkinkan siswa untuk belajar lebih mudah. Instruksional media pembawa informasi yang dirancang khusus untuk memenuhi tujuan dalam belajar-mengajar. Mereka sangat penting dalam pengajaran bahasa, terutama bahasa asing, karena mereka memfasilitasi hubungan langsung antara suara dan simbol mereka dan juga kata-kata dan benda-benda yang mereka wakili. Mereka membantu menggambarkan makna dari hal-hal karena mereka berhubungan dengan bahan yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran-Nya.
JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran menurut Mustapha et al. (2002) dan Azikiwe (2007) biasanya diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang mereka tunjukkan. Ada berbagai macam media pembelajaran yang dapat menguntungkan dan efektif digunakan dalam situasi pembelajaran di kelas bahasa kedua. Mereka bisa secara luas diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu alat bantu visual, alat bantu audio-visual, audio bantu dan sumber daya (manusia dan material). Alat Bantu visual adalah bahan sumber daya dan perangkat yang menarik indra penglihatan dan sentuhan serta indera penciuman. Alat bantu visual terdiri dari:
a.        Bantu yang meliputi papan tulis dan perekat non-proyeksi.
b.      Bantu bergambar yang meliputi grafik dan gambar
c.        Mobil
d.      Bantu tiga dimensi
e.       Bantu Proyeksi yang meliputi film strip dan slide, dan slide proyektor
f.       Peralatan laboratorium, bahan kimia dan alat
g.      Buku-buku
            Sumber belajar yang termasuk dalam alat bantu audio-visual menarik bagi indra penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Mereka termasuk Film baris suara, proyektor jalur suara, televisi dan video tape- perekam dan kaset. Bantu audio bahan ajar yang menarik bagi rasa mendengar dan menyentuh juga. Mereka termasuk catatan dan catatan pemain, kaset dan tape recorder, radio dan laboratorium bahasa. Sumber bisa menjadi manusia atau bahan. Sumber daya manusia termasuk guru, murid dan narasumber lain dalam masyarakat. Bahan mencakup semua benda-benda fisik yang disebutkan sebelumnya seperti papan tulis dan realia (benda nyata seperti botol, ubi, cangkir, batu, sendok dan pisau).
 Media pembelajaran, menurut Adegun (1997), dapat dibeli oleh sekolah untuk digunakan oleh guru. Mereka dapat dibuat oleh guru (improvisasi). Mereka dapat dipinjam oleh sekolah atau guru atau diperoleh secara gratis. Beberapa dapat disumbangkan secara bebas oleh individu atau organisasi non-pemerintah (NGO) ke sekolah (s).
PRINSIP MENDASAR MEMBIMBING PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Guru bahasa Inggris bertanggung jawab untuk memilih media pembelajaran yang tepat dan dipandu oleh beberapa prinsip dasar. Instruksional bahan yang akan digunakan harus :
a.       Terkait dengan topik pelajaran,
b.      Dalam usia dan tingkat kematangan dari peserta didik - yang tebal dan berwarna-warni di pra-sekolah dan tingkat sekolah dasar;
c.       Pra-dilihat oleh guru sebelum pelajaran yang sebenarnya untuk memastikan bahwa segala sesuatu adalah di order; dan
d.      Akurat dalam konten dan diterima di tempat lain untuk pelajaran yang sama.
SELEKSI DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran memfasilitasi kegiatan belajar mengajar pencapaian untuk mencapai tujuan pelajaran. Namun, ini tergantung pada kecukupan dan kesesuaian bahan jadi yang dipilih. Ini, pada dasarnya, berarti bahwa sumber belajar yang tidak dipilih sembarangan (Azikiwe, 2007). Memang, bahan sumber daya yang akan digunakan harus dipilih secara hati-hati oleh guru. Ini adalah aspek tugas guru di mana keterampilan khusus dalam pendidikan teknologi dan psikologi pembelajaran akan datang ke bantuannya.
Media pembelajaran yang akan dipilih harus relevan dengan tujuan serta ke target populasi (yaitu peserta didik) untuk siapa bahan yang akan digunakan. Hal ini penting karena tujuan bahwa bahan yang dirancang untuk mencapai harus sama dengan yang bahwa guru dan peserta didik berusaha untuk mencapai. Menjadi relevan dengan cara belajar bahwa karakteristik peserta didik seperti usia, tingkat pencapaian atau pematangan, kemampuan, bakat dan kemampuan, semua harus diingat untuk memungkinkan guru untuk memilih yang relevan bahan-bahan untuk kebutuhan mereka, minat dan aspirasi.  Mengingat perbedaan budaya antara masyarakat, meskipun kurikulum mungkin sama, bahan sumber daya yang telah ditemukan efektif dalam satu konteks budaya mungkin tidak cocok dan efektif di negara lain. 
Bagaimana berguna adalah sumber daya dalam hal pendidikan dan tujuan instruksional dan karakteristik peserta didik?
Fitur fisik sumber belajar adalah faktor yang sangat penting untuk seleksi. Fitur fisik di sini berarti daya tarik, daya tahan, ukuran dan kejelasan sumber daya.Juga, dianggap di bawah kualitas yang akurasi, kejelasan dan kegunaan dari ilustrasi, gambar dan lukisan dan berat bahan untuk kemudahan penanganan dan penyimpanan. Semua faktor ini harus dipertimbangkan sebelum pemilihan dilakukan. Sebagai akibat dari resesi ekonomi saat ini di negara, harus dilakukan upaya untuk melestarikan dana dengan membeli sumber daya yang tinggi kualitas, dan akan bertahan untuk waktu yang lama.
Apa fisik dari bahan ajar?
Di banyak negara berkembang yang mengalami depresi ekonomi, guru, dalam pemilihan bahan ajar harus ekonomis. Sumber daya harus murah, tapi ini tidak berarti mengorbankan kualitas untuk biaya. Peserta didik guru dan harus menemukan cara dan berarti memberikan bahan yang diperlukan yang sangat mahal dengan improvisasi mereka, menggunakan bahan lokal yang tersedia. Selanjutnya, akan lebih ekonomis untuk mengundang narasumber untuk sekolah daripada mengambil peserta didik untuk orang tersebut. Tapi ketika penggunaan bahan sumber daya tidak bisa dihindari dan pencapaian tujuan kurikulum yang terancam tanpa itu, seperti bahan sumber daya harus dibeli di semua biaya dan disimpan dengan benar. Pertimbangan lain di bawah kriteria ini adalah biaya dalam hal waktu dan energi yang akan dikeluarkan oleh pengguna. Itu pertanyaan yang ditanyakan oleh karena itu adalah: Berapa banyak akan biaya dalam bentuk uang, waktu dan energi menggunakan bahan ajar?
KEGUNAAN DARI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA KEDUA
Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Nigeria adalah asing dan sangat abstrak dengan peserta didik, terutama karena bahasa memanifestasikan fitur yang berbeda dari bahasa ibu kami (MTs). Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, oleh karena itu, lebih penting daripada subjek lainnya. Berikut ini adalah beberapa nilai yang sangat diperlukan bahan ajar dalam pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, seperti yang diidentifikasi oleh Williams (1990) dan Azikiwe (2007):
1.      Mereka meningkatkan tingkat retensi peserta didik, penggunaan gambar atau film misalnya akan membangun citra yang lebih tegas dari pada hanya mendengarkan guru atau membaca tentang hal itu.
2.      Mereka meningkatkan kemudahan yang guru mengajar dan anak-anak belajar. Misalnya seorang guru,
3.      Mendengarkan keterampilan mengajar bisa menerapkan penggunaan pidato yang direkam diputar pada pemutar kaset.
4.      Mereka membantu guru untuk berkomunikasi dengan jelas, akurat dan efektif karena mereka berfungsi sebagai baik sebagai titik referens.
5.      Mereka menyediakan pengalaman yang tidak mudah diperoleh di kelas dan berkontribusi secara efisiensi dalam berbagai pembelajaran. Misalnya gambar ,kerajinan, kapal, perahu, truk, sepeda, sepeda motor, keledai, unta, kuda, kereta dll  dapat digunakan langsung dalam pengajaran kosakata yang berhubungan dengan transportasi.
6.      Mereka meringankan guru dari masalah untuk menyajikan bahan drill berulang. Misalnya, penggunaan kartu flash dapat digunakan dalam vokal dan konsonan mengajar melalui penggunaan pasang minimal.
7.      Mereka bisa merangsang rasa observasi dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan  berpikir kritis dan objektivitas,  sebagai mahasiswa mungkin harus sering mengomentari dan membantu pembelajaran yang diajarkan.
Pengaruh Video pada Pengajaran Studi Perpustakaan kalangan Mahasiswa  menurut Akpabio (2004) melihat video sebagai jendela potensial yang dapat mengekspos pikiran dan hati, banyak praktek-praktek yang modern dan konsep lingkungan, jauh lebih banyak daripada yang tradisional. Fatunmbi (2005) menyatakan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam mengajar  melalui penggunaan video. Menurut dia, video dapat digunakan untuk menyediakan real pengalaman di hampir semua bidang pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan untuk mengulang informasi dan demonstrasi sebanyak mungkin, sehingga, belajar menjadi lebih mudah, realistis untuk pelajar. Hal ini memungkinkan untuk instruksi diri. Ini menyediakan cara yang murah dan cepat dalam menyebarluaskan informasi pendidikan dan keterampilan praktis.
Beshnizen dan Van Puthen (2000) menyatakan bahwa video dapat membantu guru untuk bekerja lebih cepat dan dapat berhubungan erat dengan pelajar dan mengurangi kebutuhan untuk penjelasan berulang. Hal ini memiliki kapasitas untuk memotivasi peserta didik dan keterampilan yang sulit jadi lebih baik dilihat terutama dengan gerakan lambat. Terakhir, kualitas tinggi gambar visual membuat rekaman video presentasi dengan paket yang lebih realistis dan memberikan pemahaman bagi peserta didik.
Kuba (2001) menyatakan bahwa video ceramah yang layak melalui penggunaan komputer pribadi. Mereka tidak merekam dari kelas kuliah tapi materi kuliah penutup sebagai display layar konten dengan narasi audio ditambahkan. Mereka dapat diproduksi sebelum kursus dimulai atau dikembangkan karena berjalan langsung.
 Dunn (2000) menemukan bahwa video ceramah menyediakan instruktur - ceramah kualitas siswa dapat melihat dan belajar sebanyak yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing dalam belajar. Mereka rinci langkah demi langkah penjelasan dari bahan yang digunakan dalam kelas dan disajikan dengan kecepatan pengiriman yang signifikan lebih lambat dari apa yang dapat dicapai dalam waktu yang terbatas dan tersedia di dalam kelas. Dapat berhenti dan diulang dan dengan demikian dapat dipelajari oleh siswa dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Selain itu, video ceramah yang belajar lebih terfokus terhadap pengalaman dari studi tradisional seperti buku teks.

            Sarker dan Nicholson (2005) menyatakan bahwa untuk video ceramah menjadi efektif, mereka harus diterima dan digunakan oleh siswa. Mereka harus memberikan situasi yang menyenangkan atau setidaknya belajar dengan memuaskan pengalaman, dan yang akan dirasakan oleh siswa sebagai penyedia sumber daya, studi waktu harus efisien dan menjadi sesuatu dianggap sebagai meningkatkan pemahaman dan kinerja dalam kelas.  

Diposkan oleh : Rendra Ari Ekawati (A510130174)
                         Intan Dwi (A510130180)